Thursday, November 5, 2009

PERLUNYA KIPRAH EXPERT INDONESIA


Demikian salah satu hasil dari Workshop “Optimalisasi Peran dan Strategi Nasional Indonesia dalam Keanggotaan pada Organisasi Pangan PBB (FAO, IFAD, dan WFP)” yang berlangsung di Deptan, Jakarta, 3 November 2009.

Kiprah SDM Indonesia yang berkualitas di organisasi Internasional seperti FAO, IFAD, dan WFP ini misalnya diharapkan akan memberikan manfaat yang lebih besar tidak saja bagi peran Indonesia di dunia Internasional, tetapi juga bagi kepentingan pembangunan dalam negeri.

Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang paling sedikit SDM-nya yang bekerja di organisasi Internasional khususnya organisasi di bawah naungan PBB. Sebagai contoh misalnya di FAO dengan berdasarkan kepada skala kontribusi iuran, jumlah penduduk, dan faktor anggota, Indonesia mendapat kesempatan untuk menempatkan SDMnya dalam jumlah antara 4 – 7 orang staf, tetapi pada kenyataannya saat sekarang hanya 1 orang Indonesia saja yang tercatat sebagai staf profesional di FAO ini.

Salah satu faktor yang dinilai menjadi penyebab hal ini selain soal kemampuan bahasa adalah sistem kepegawaian khususnya bagi PNS yang cenderung kurang mendukung kemungkinan PNS dalam kurun waktu yang memadai berkiprah di luar PNS tanpa status PNS nya hilang. Dengan semakin banyaknya SDM berkualitas Indonesia sekarang yang terkadang kemampuannya belum maksimal termanfaatkan di dalam negeri, maka sudah selayaknya persoalan ini menjadi salah satu perhatian bagi pemerintah apalagi di era globalisasi sekarang ini dan saatnya orang Indonesia lebih banyak lagi tampil di forum dunia.

Lokakarya ini menampilkan pembicara utama Mohamad Oemar, Dubes Indonesia untuk Italia dan sekaligus Wakil Tetap Indonesia untuk organisasi FAO, IFAD, WFP yang merupakan organisasi utama dunia di bawah naungan PBB. Dalam paparannya Dubes Oemar menekankan bahwa bantuan organisasi Internasional seperti yang bermarkas di Roma ini hendaknya dilihat tidak saja dari aspek besarnya bantuan tetapi yang lebih penting lagi adalah sejauh mana bantuan yang diberikan memberikan manfaat lebih maksimal bagi Indonesia, oleh karena itu lokakarya ini menjadi sangat penting dalam merumuskan strategi Indonesia ke depan terkait dengan kiprah Indonesia di organisasi Internasional khususnya yang berbasis di Roma.

Selanjutnya Dubes juga mengingatkan bahwa Indonesia ke depan di mata dunia akan dilihat tidak lagi hanya sebagai negara yang membutuhkan bantuan tetapi akan diminta menjadi salah satu negara yang memberikan bantuannya khususnya dalam bidang ketahanan pangan dunia. Dalam konteks ini menurut Dubes Roma SDM Indonesia menjadi sangat penting perannya untuk berkiprah di organisasi pangan dunia ini.

Selain Dubes Roma, lokakarya ini juga menampilkan pembicara dari utusan departemen terkait dengan organisasi pangan dunia seperti Deptan, Dephut, Bappenas, Menkokesra, dan Dr. Memed Gunawan, mantan Sekjen Deptan yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Country Representative FAO untuk negara Lesotho.

Sumber berita: Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma

No comments:

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied