Saturday, September 13, 2008

Harga Beras Dunia Terus Turun

Demikian hasil pengamatan terhadap data yang baru saja dikeluarkan oleh FAO melalui “FAO Rice Price Update” untuk bulan September 2008.
Dari informasi yang diberikan FAO ini menunjukkan bahwa harga beras dunia selama 3 bulan terakhir sejak bulan juni mengalami penurunan. Dibandingkan dengan bulan Mei 2008 indeks harga beras yang dikeluarkan FAO mengalami penurunan dari 322 menjadi 281 di bulan Agustus 2008 atau terjadi penurunan sekitar 12,7 %. Penurunan ini terjadi untuk padi jenis Indica dan Aromatic, sementara untuk jenis Japonica indeks harganya mengalami sedikit kenaikan,
Jika mengacu kepada harga beras pada bulan Mei 2008 yang merupakan harga beras tertinggi yang pernah dicapai, maka harga beras pada bulan Agustus ini yang mengalami penurunan tertinggi dialami oleh beras dari Vietnam dengan variasi penurunan antara 36,7 % (Vietnam 25 %) dan tertinggi 39,8% untuk jenis Vietnam 5%. Beras asal Thailand juga mengalami penurunan yang berarti mulai penurunan sekitar 18,2% untuk jenis Thai White 100% second grade sampai penurunan mencapai 24,3% untuk jenis beras Thai 25 %. Jenis beras Pakistan 25 % juga mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 28,7 %. Hanya jenis beras Basmati Pakistan yang stabil di harga 1100 $/ton, sementara beras jenis US California Medium Grain justru mengalami sedikit peningkatan menjadi 1053 $/ton yang di bulan Juli harganya masih 1036 $/ton.
Informasi dari Ms. C. Calpe, Ekonom Senior FAO dan sekaligus sekretaris dari Intergovernmental Group on Rice pada Devisi Perdagangan dan Pasar FAO mengatakan bahwa trend penurunan harga beras dunia ini disebabkan semakin meningkatnya suplai beras ke pasar dunia. Menurutnya masih sulit memastikan apakah kecenderungan harga ini akan terus berlanjut karena masih sangat tergantung kepada tingkat produksi pada musim panen berikutnya di bulan Oktober dan Nopember nanti. Ms. Calpe juga menambahkan bahwa adanya angin topan yang melanda Amerika Tengah nampaknya juga akan sedikit mengerem laju penurunan harga beras ini. Disamping itu penomena bencana alam juga sangat mempengaruhi tingkat kebutuhan negara importir beras seperti Philipina dan juga Indonesia, juga menjadi penentu sehingga fluktuasi harga ini masih labil dan sulit diprediksi.

Catatan KBRI
Membaca trend 3 bulan terakhir, nampaknya harga beras dunia akan terus mengalami penurunan meskipun harga yang ada ini tetap saja jauh di atas harga beras dunia di era tahun 2007. Pengamatan perlu selalu dilakukan khususnya melihat tekanan penurunan beras dari Vietnam dan Thailand yang mencapai kisaran di atas 20 % dibandingkan bulan Mei 2008 yang lalu. Perlu dianalisis apakah penurunan harga ini karena negara ini melonggarkan pembatasan ekspor atau karena memang produksi mereka yang tinggi. Pengamatan ini penting terkait dengan kestabilan harga beras di kawasan ASEAN yang tentunya akan berimbas langsung terhadap harga beras dalam negeri. Jika harga beras Internasional lebih rendah dari harga beras dalam negeri, maka akan besar kemungkinan beras impor masuk dan pada akhirnya menekan harga beras dalam negeri. Imbas selanjutnya tentunya akan terkena ke petani sebagai produser beras.


Press Release:

Erizal Sodikin
Atase Pertanian KBRI Roma

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied