Friday, June 6, 2008

Mentan lakukan 11 pertemuan bilateral selama KTT Pangan Roma




Di tengah padatnya acara KTT tentang keamanan pangan di Roma dari tanggal 3 - 5 Juni 2008, menteri pertanian Indonesia Dr. Anton Apriyanto dapat melakukan pertemuan bilateral sebanyak 11 pertemuan dan melayani permintaan wawancara dengan beberapa media seperti BBC London dan kantor berita Italia. Dari jumlah pertemuan tersebut 8 pertemuan atas permintaan negara sahabat yaitu: Presiden serta Mentan Madagaskar, Mentan Afrika Selatan, Mentan Malaysia, Mentan Filipina, Mentan Selandia Baru, Mentan Inggris, Mentan AS dan Mentan Srilanka sedangkan 3 pertemuan lain adalah permintaan Indonesia yaitu dengan Menteri Pertanian Saudi Arabia, Menteri Pertanian Slowenia (yang negaranya sedang menjabat sebagai Presiden EU), dan Dirjen FAO.

Dari pertemuan ini mencerminkan bahwa sektor pertanian Indonesia cukup diperhitungkan oleh banyak negara luar dan mereka berminat bekerja sama maupun mendapatkan bantuan dari para ahli pertanian Indonesia seperti yang secara eksplisit dikatakan oleh beberapa menteri pertanian saat pertemuan bilateral tersebut seperti negara Madagaskar, Srilanka, Afrika Selatan dan bahkan Mentan Amerika menyatakan cara Indonesia dalam meningkatkan produksi padi dapat dijadikan model untuk ditiru oleh negara lain.

Di samping itu beberapa negara khususnya negara maju seperti Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Inggris menilai Indonesia adalah mitra strategis dalam kerjasama sektor pertanian dan menyadari peran kunci Indonesia dalam perundingan soal perdagangan produk pertanian di pasar global yang sekarang menjadi topik perdebatan hangat dalam konferensi ini dikaitkan dengan mahalnya harga bahan pangan akhir-akhir ini.

Melihat reaksi negara luar yang begitu menghargai prestasi Indonesia, Mentan justru merasa heran dengan sebagian orang Indonesia sendiri yang justru selalu merendahkan segala upaya yang dilakukan pemerintah (deptan) dan masih merasa tidak percaya diri dengan kemampuan bangsa sendiri. Sudah saatnya Indonesia merubah paradigma dari negara yang mengharapkan bantuan menjadi negara yang diharapkan bantuannya oleh negara lain khususnya di sektor pertanian, demikian Dr. Anton Apriyantono.

Pres Release:
Erizal Sodikin
Atase Pertanian Roma

Thursday, June 5, 2008

Presiden Madagaskar: Kami butuh 200 ahli padi Indonesia



Demikian pernyataan presiden Madagaskar, Mr. Ravalomanana, saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Indonesia, Dr. Anton Apriyantono kamis 5 Juni 2008 di sela acara KTT tentang keamanan pangan di Roma. Pertemuan dengan Presiden Madagaskar ini sebelumnya didahului pertemuan dengan Mr. Panja Ramanoelina, Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Madagaskar.

Madagaskar sangat mengharapkan Indonesia dapat membagi pengetahuan dan keunggulan Indonesia khususnya dalam budidaya tanaman Padi yang mereka nilai sangat mengesankan. Selanjutnya Presiden Madagaskar menginfokan bahwa dalam lawatannya ke Jepang sebelum ke KTT ini, pemerintah Jepang siap membantu Madagaskar dalam peningkatan sektor pertaniannya dan Jepang menyarankan Presiden untuk melibatkan Indonesia dalam hubungannya dengan produksi tanaman pangan khususnya padi melalui kerjasama Selatan-Selatan dengan melibatkan FAO sebagai pihak pengelola dana.

Mentan Indonesia yang dalam pertemuan ini didampingi oleh Staf Ahli Menteri bidang Kerjasama Luar Negeri, Attani Roma, Staf Khusus Mentan bidang Ekonomi Pertanian, dan Sek III Multilateral KBRI Roma, menyatakan bahwa Indonesia menyambut dengan baik keinginan Madagaskar ini.

Dengan pengalaman dan kemampuan Indonesia dalam sektor pertanian khususnya produksi padi, Indonesia siap mengirimkan tenaga ahli yang dibutuhkan bahkan juga petani unggul Indonesia untuk membagi pengetahuan dan keahliannya sehingga SDM pertanian padi Madagaskar dapat meningkat, demikian Mentan Indonesia. Selanjutnya Mentan Dr. Anton jelaskan bahwa Indonesia sudah punya pengalaman dalam kerjasama Selatan-Selatan ini sejak tahun 1996 dengan negara Tanzania dan Zambia dengan pembentukan Pusat Penelitian di ke dua negara ini. Untuk itu Mentan Indonesia menyarankan agar Madagaskar dapat melakukan hal yang sama dengan membuat pusat penelitian dengan menjadikan Indonesia sebagai pihak yang menyediakan tenaga ahli dan juga kurikulum, termasuk saprodi dan peralatan.

Presiden selanjutnya mengharapkan agar kerjasama melalui pola kerjasama Selatan-Selatan ini untuk segera dapat ditindaklanjuti serta dapat direalisasikan segera, sehingga momentum dari KTT Keamanan Pangan ini tidak hilang begitu saja. Dan Mentan Indonesia sepakat dengan hal ini dan dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut tentang hal ini.

Pres Release:
Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma

Wednesday, June 4, 2008

Malaysia ingin kerjasama dalam produksi padi dengan Indonesia


Demikian salah satu hasil pembicaraan bilateral Menteri Pertanian Indonesia, Dr. Anton Apriyantono dengan Dr. Dato’ Mustapa Bin Mohamed (Menteri Pertanian dan Industri Pertanian Malaysia) Selasa tanggal 3 Juni 2008 di sela acara Konferensi Tingkat Tinggi yang membicarakan tentang Keamanan Pangan dalam hubungannya dengan perubahan lingkungan dan bioenergi yang berlangsung di Kantor Pusat FAO Roma tanggal 3 – 5 Juni 2008. Pada pertemuan ini Mentan didampingi oleh KaBadan Ketahanan Pangan, Staf Khusus Mentan, Direktur PPIH Deplu, Attani Roma, dan Sek. III Multilateral KBRI Roma.
Menteri pertanian Malaysia selanjutnya menyatakan sangat terkesan dengan keberhasilan Indonesia dalam sektor produksi tanaman pangan khususnya padi dan jagung sehingga Malaysia ingin belajar lebih banyak kepada Indonesia dalam cara meningkatkan produksi dan pengolahan hasil. Mentan Malaysia juga menanyakan banyak hal bagaimana strategi Indonesia yang mereka nilai sangat berhasil meredam gejolak harga pangan pada tataran masyarakat.

Mentan dalam tanggapannya menjelaskan upaya Deptan dalam 3 tahun terakhir dalam mengamankan produksi padi dan jagung yang dilakukan dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi serta pemberian bantuan benih bermutu kepada petani. Selanjutnya mentan menambahkan bahwa Indonesia membuka seluasnya kepada Malaysia untuk memanfaatkan keunggulan Indonesia ini dengan melalui pelatihan maupun pemagangan SDM Malaysia serta pemanfaatan fasilitas yang dipunyai Indonesia.

Dalam pembicaraan selanjutnya juga disinggung hal lain dalam hubungan ke dua negara seperti soal keinginan Malaysia mengimpor sapi Indonesia dan juga persoalan pembuatan MoU terkait aspek pangan. Terkait dengan ini Mentan Indonesia mengatakan bahwa hal tersebut dapat dibicarakan lebih lanjut pada level teknis. Tentang keinginan impor beras dari Indonesia Mentan katakan untuk saat sekarang Indonesia belum akan melakukan ekspor beras mengingat Indonesia saat sekarang juga masih membutuhkan stok beras untuk mengamankan jaminan pasokan dalam negeri, dan Mentan menegaskan perlunya kedua negara meningkatkan produksi dan cara terbaik untuk peningkatan produksi tanaman pangan ini adalah dengan melakukan suatu joint venture investment dalam peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi dan jagung.

Pres Release oleh Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied