Sunday, March 1, 2009

Pemetaan Kopi Indonesia melalui Analisa DNA


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember (PPKK), menjajaki kemungkinan memetakan kopi Indonesia melalui analisa DNA. Upaya ini dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Prof. Giorgio Graziosi dari Universitas Trieste yang menemukan metode analisa ini setelah melakukan penelitian selama 15 tahun.

Keinginan PPKK ini juga dilandasi oleh upaya melakukan pemetaan jenis kopi Indonesia sesuai spesifik wilayah yang berbasis kandungan DNA, sehingga dalam perdagangan kopi Indonesia tidak bisa dipalsukan dan juga bisa meningkatkan posisi tawar dalam perdagangan dunia khususnya untuk kopi yang punya cita rasa khas.

Untuk saat ini baru kopi jenis Arabica yang memungkinkan diketahui DNA nya sementara untuk jenis kopi Robusta relatif masih sulit dilakukan mengingat jenis Robusta mempunyai sifat penyerbukan silang sementara kopi Arabica melakukan penyerbukan sendiri.

Sebagai realisasi dari kerjasama ini, maka pada bulan April 2009 ini akan datang seorang peneliti PPKK Dr. Retno Hulupi ke Universitas Trieste untuk mengadakan penelitian selama 3 bulan tentang DNA kopi Arabika Indonesia.

Kepala Bagian Penelitian, Dr. Soetanto Abdoellah dan juga Dr. Surip Mawardi, Peneliti Utama PPKK yang melakukan kunjungan ke Universitas Trieste tanggal 19 – 20 Februari 2009 lalu untuk mengatur segala sesuatunya dan sekaligus juga membahas kemungkinan menjadikan PPKK sebagai pusat penyedia jasa analisa DNA kopi hasil penemuan Prof. Graziosi untuk wilayah Asia Tenggara dengan melalui proses kerjasama (lisensi). PPKK Jember nantinya akan menjadi perwakilan dari perusahaan “DNA Analytica” yang merupakan payung yang menyediakan jasa analisa DNA Kopi Arabika bentukan dari Universitas Trieste bekerjasama dengan pengusaha swasta kopi Trieste.

Dalam kunjungan yang didampingi oleh Dr. Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma ini juga dibicarakan langkah ke depan untuk merealisasikan kerjasama ini. Dalam pembicaraan dan diskusi yang dilakukan mengemuka juga bahwa ke depan sertifikasi jenis kopi yang diperdagangkan tidak saja berdasarkan uji fisik dan cita rasa dan senyawa kimia serta proses budidayanya saja, tetapi bisa jadi pembeli kopi menginginkan sertifikasi berdasarkan uji DNA yang lebih valid dan sulit untuk dimanipulasi.

Mengomentari soal ini, Erizal Sodikin menyatakan “Adanya pemetaan Kopi Arabika Indonesia berbasis analisa DNA akan menjaga plasma nutfah kopi Arabika Indonesia dari pemalsuan. Jika pada saatnya nanti sistem perdagangan menghendaki sertifikasi yang lebih valid melalui jejak rekam DNA ini, maka Indonesia melalui PPKK sudah siap menjadi pelopor”.

Walaupun demikian kerjasama ini perlu selalu dimonitor oleh Institusi terkait khususnya Litbang Deptan (PPKK Jember) sehingga hak dan kepentingan Indonesia tidak dirugikan khususnya terkait dengan telah ditetapkannya Traktat tentang plasma nutfah yang tertuang dalam International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) yang sekretariatnya di FAO, khususnya dalam aspek “benefit sharing”, demikian Erizal menambahkan.

No comments:

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied