Friday, February 20, 2009

BULOG paparkan kiat Indonesia dalam kelola beras nasional

Dr. Mustofa Abubakar, Dirut Perum Bulog, menjadi salah satu panelis dari 4 panelis dalam diskusi kelompok yang mengambil thema: “Food price volatility, How to help smallholder farmers manage risk and uncerteinty” di sela acara Governing Council ke 32 IFAD yang berlangsung di Palazzo dei Congressi, Roma, pada hari Rabu 18 Februari 2009.

Dalam paparannya Dr. Mustafa yang mantan Pejabat Gubernur Aceh ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini harga bahan pangan khususnya beras di Indonesia relatif stabil sementara harga di pasaran dunia melambung. Keberhasilan Indonesia ini ditentukan salah satunya dengan menerapkan kebijakan melalui pengaturan sistem suply dan demand melalui operasi pasar dan penerapan raskin.

Keberhasilan Indonesia dalam mengelola harga pangan khususnya beras nasional ini mendapat apresiasi dari peserta dan panelis lain, tetapi sistem yang diterapkan di Indonesia ini tidak serta merta bisa diterapkan secara penuh di negara lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan situasi dan konsisi sesuai dengan ke khasan negara dan masyarakatnya masing-masing termasuk pola makan dan sebaran jenis pangan utamanya, serta geografinya. Walaupun demikian, banyak pelajaran yang bisa diambil dari sistem yang diterapkan Indonesia tersebut, salah satunya adalah upaya untuk menjaga keseimbangan harga antara kepentingan petani (sebagai produser) dan masyarakat umum (sebagai konsumen) dengan menempatkan kekuatan pemerintah sebagai regulator.

Diskusi Panel yang dimodetarori oleh Mr. M. Wyatt, Asisten Presiden IFAD ini menampilkan juga pembicara dari Oxfam, International Federation of Agriculture Producers (IFAP), dan WFP dengan dihadiri oleh sekitar 70 orang peserta dari berbagai negara anggota IFAD.

Benang merah lain dari diskusi panel ini adalah bahwa harga pangan yang volatile merupakan sesuatu yang umum terjadi hanya persoalannya adalah bagaimana harga yang fluktuatif ini masih dalam batas wajar yang di satu sisi tidak memberatkan konsumen dan di sisi lain petani menikmati keuntungan yang wajar.

Untuk mengurangi resiko dan ketidak pastian harga, maka salah satu solusinya adalah perlu dijalinnya kemitraan antara seluruh stakeholders seperti pihak swasta, petani, pemerintah, pedagang, lembaga peneliti, dan organisasi masyarakat. Untuk itu diperlukan komitmen politik yang kuat dari seluruh level pemerintahan (daerah, nasional, regional dan internasional) untuk menanggulangi volatilisasi harga ini.

No comments:

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied