Monday, October 26, 2009

Surprise: tidak tahu Indonesia penghasil kakao ke tiga terbesar di dunia




Pameran Eurochocolate 2009 telah berakhir tanggal 25 Oktober 2009 kemarin. Walaupun di hari terakhir, pengunjung tetap membludak seperti layaknya hari lain khususnya di akhir pekan.

Indonesia yang menjadi tamu khusus pada pameran kali ini juga mendapat banyak pengunjung. Indonesia menampilkan berbagai produk terkait dengan kakao dan coklat termasuk juga keindahan seni, budaya, dan makanannya.

Salah satu kesan yang didapat dari pengunjung yang ditemui saat berkunjung ke paviliun Indonesia didapat bahwa sebagian besar pengunjung tidak mengetahui bahwa Indonesia adalah salah satu penghasil kakao terbesar di dunia. Mereka tahunya selama ini bahan baku coklat ini berasal dari daratan amerika latin atau afrika. Setelah dijelaskan bahwa Indonesia bahkan menjadi penghasil kakao terbesar ke tiga di dunia, banyak yang surprise tentang hal ini, sehingga meningkatkan keingintahuan mereka dengan menanyakan banyak hal termasuk meminta brosur yang disediakan di paviliun.

Partisipasi Indonesia sebagai negara tamu utama dalam pameran Eurochocolate 2009 ini akan memberikan informasi yang luas tentang potensi kakao Indonesia mengingat coverage berita dari Eurochocolate yang sangat luas di Eropa khususnya di Italia serta banyaknya jumlah pengunjung selama pameran. Untuk selanjutnya diharapkan akan mendorong keinginan pengguna bahan baku coklat Italia dan Eropa untuk membeli kakao Indonesia.

Yang menarik perhatian pengunjung di stand Indonesia adalah adanya biji kakao segar yang kulitnya dibuka sehingga pengunjung dapat melihat dan meraba isi kakao secara langsung, disamping juga bibit tanaman kakao di dalam botol yang diperbanyak secara kultur jaringan merupakan daya tarik tersendiri.

Sebagai informasi Eurochocolate kali ini berlangsung tanggal 16 sampai tanggal 25 Oktober 2009 dengan memamerkan berbagai macam produk yang terkait coklat, dalam bentuk kreasi seni dan bentuk coklat seperti: coklat batere, bentuk laptop, bentuk penggaris, boneka, dll. Tidak ketinggalan Indonesiapun menjual berbagai produk coklatnya dengan berbagai seni dan kreasi al. gambar berbagai pelaku wayang yang merupakan produk coklat dari Dyarra chocolate’n cookies Jogjakarta. Selain itu dijual juga berbagai jenis coklat dari Monggo, Dulibon, Ceres, dan PT. Bumi Tangerang.

Friday, October 23, 2009

PTPN XII Jajaki Mendirikan Industri Hilir Kakao



Di sela acara Pameran Internasional Eurochocolate 2009 di Perugia yang sedang berlangsung, Direktur Utama PTPN XII Surabaya Bpk. Nurhidayat didampingi oleh Direktur Pemasaran Bpk. Sugeng B. Raharjo dan Anggota Komisaris Bpk. Syukur Iwantoro serta Atase Pertanian KBRI Roma Dr. Erizal Sodikin melakukan kunjungan ke perusahaan coklat Vannucci yang terletak di kota kecil Pantalla 35 km dari kota Perugia.

Kunjungan yang dilakukan tanggal 21 Oktober 2009 ini diterima langsung oleh Mr. Zamporlini pemilik perusahaan. Dalam pertemuan dan diskusi setelah melihat proses pembuatan coklat, Mr. Zamporlini menjelaskan tentang profil perusahaan yang merupakan perusahaan dalam kategori UKM untuk standar Italia. Perusahaan ini menghasilkan 160 berbagai jenis coklat dengan biaya investasi sebesar sekitar 12 juta Euro.

Melihat dan mendapatkan informasi soal ini, PTPN XII yang mendapat amanah untuk menggarap industri hilir kakao, tertarik untuk melakukan penjajakan dan pembicaraan lebih lanjut soal ini. Dalam pandangan Dirut PTPN XII skala perusahaan seperti Vannucci ini relatif tepat untuk dikembangkan di Indonesia mengingat dalam beberapa proses pembuatan coklat masih banyak menggunakan tenaga manusia alias padat karya. Disamping biaya investasi yang relatif masih memungkinkan dijangkau. Adanya industri hilir kakao diharapkan akan menambah daya serap pasar kakao dalam negeri dan juga meningkatkan konsumsi per orang Indonesia terhadap coklat

Pimpinan PTPN XII dalam kunjungannya ke Italia ini juga akan melakukan pembicaraan dengan beberapa pembeli potensial di Napoli tanggal 22 Oktober dan tanggal 23 Oktober akan mengunjungi pameran Salone del’industria del Benessere e dell’Estetica di Milan yang sekaligus ketemu dengan Mr. Vincenso Sandalj, EO perusahaan importir kopi Sandalj Trading Company Trieste.

Saturday, October 10, 2009

Kakao Indonesia Punya Kualitas Tersendiri


Demikian dikatakan oleh Bapak Yuwono A. Putranto, DCM KBRI Roma dalam salah satu pernyataannya di konferensi pers tanggal 9 Oktober Jum’at kemarin yang diadakan oleh panitia penyelenggara Eurochocolate 2009 di Perugia Italia.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa keunggulan yang dipunyai kakao Indonesia adalah titik leleh bubuk coklatnya yang tinggi yang dapat mencapai 33 derajat C.
Selain menjelaskan keunggulan bahan baku coklat dari Indonesia, Pak DCM juga menjelaskan tentang kakao Indonesia sehingga Indonesia memutuskan untuk berpartisipasi dan menjadi Negara Tamu Khusus dalam Eurochocolate ini. Beberapa informasi terkait peranan kakao Indonesia antara lain Indonesia merupakan negara penghasil terbesar ke 3 kakao dunia atau setara sekitar 15 % dari kakao dunia, pentingnya peranan kakao bagi perekonomian Indonesia khususnya bagi petani dan pedesaan, adanya komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan kakao melalui gerakan nasional.

Sebagai informasi, konferensi pers ini diadakan 1 minggu sebelum pelaksanaan pameran Internasional Eurochocolate 2009 yang akan dimulai tanggal 16 Oktober yang akan datang. Dalam konferensi pers yang dipandu oleh Mr. Bruno Fringuelli, Direktur Jendral Eurochoclate ini selain Indonesia berbicara juga utusan pemerintah Italia khususnya propinsi Umbria dan kota Perugia, LSM Fair Trade, pihak sponsor utama produsen mobil Skoda dan 5 pemibaca lain.

Selain aspek kakao dan coklat, Indonesia akan menampilkan juga pertunjukan seni tanggal 18 Oktober 2009 yang akan datang di depan Palazzo di Priori yang terletak di pusat kota Perugia, demikian diinfokan lebih lanjut oleh Pak Yuwono.

Wednesday, October 7, 2009

Indonesia jadi Tamu Khusus Eurochocolate 2009

Tanggal 16 – 25 Oktober 2009 yang akan datang akan diselenggarakan kembali pameran Internasional tentang coklat yang lebih dikenal dengan nama “Eurochocolate”. Pameran ini merupakan salah satu pameran tentang coklat terbesar di Dunia yang akan diadakan di kota Perugia, Ibukota Propinsi Umbria, Italia.


Untuk Eurochocolate 2009 kali ini, Indonesia akan menjadi tamu khusus untuk menampilkan segala sesuatunya yang terkait dengan coklat, mulai dari hulu sampai ke hilirnya, termasuk juga keindahan seni dan budaya Indonesia.

Segala persiapan untuk memaksimalkan tampilan Indonesia sedang dilakukan baik oleh Departemen Pertanian melalui Direktorat Pemasaran Internasional P2HP Deptan, maupun oleh KBRI Roma.


Mengawali partisipasi Indonesia itu, panitia Eurochocolate akan mengadakan konferensi pers tanggal 9 Oktober dengan menampilkan beberapa pembicara wakil dari pemerintah Italia, pihak sponsor, organisasi kakao dunia serta Indonesia sendiri yang akan diwakili oleh Wakil Duta Besar RI Roma Bapak Yuwono A. Putranto.


Sampai saat ini sudah terdaftar 26 delegasi dari Indonesia yang akan berpartisipasi dan menghadiri acara pameran. Delegasi Indonesia terdiri dari wakil dunia usaha kakao dan coklat (swasta maupun BUMN), unsur pemerintah pusat maupun daerah, Lembaga Penelitian, BKPM dll.


Beberapa kegiatan yang akan dilakukan Indonesia selama pameran berlangsung selain memamerkan produk kakao dan menjual produk coklat, Indonesia juga akan menampilkan seni tari, mengadakan pertemuan bisnis, menjadi pembicara dalam seminar, dan mengadakan kunjungan ke beberapa perusahaan coklat di Italia, menyajikan makanan khas Indonesia berbasis coklat pada acara Gala Dinner.


Sebagai informasi pada kegiatan Eurochocolate tahun 2008, jumlah pengunjung mencapai 1 juta, menghabiskan 190 ton coklat, dan diikuti 130 perusahaan yang berasal dari berbagai perusahaan coklat terkenal di dunia. Untuk tahun ini target pengunjung diharapkan sama dengan tahun yang lalu bahkan lebih, dan sampai saat sekarang sudah terdaftar 150 perusahaan penghasil coklat. Selain itu 5 negara di luar negara Eropa yaitu, Ghana, Pantai Gading, Meksiko, Brazil, Ekuador juga akan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Untuk mengetahui apa itu Eurochcolate dapat dilihat di websitenya: www.eurochocolate.com.

PRODUK PERTANIAN INDONESIA DAN RUSIA SALING MELENGKAPI

Demikian dikatakan Menteri Pertanian RI Dr. Anton Apriyantono dalam kata pengantarnya di pertemuan antara pengusaha pertanian Indonesia dengan pengusaha pertanian Rusia di kantor Kadin Rusia di Moskow Senin sore tanggal 28 September 2009 kemarin.

Mentan memberikan contoh Rusia yang membutuhkan produk pertanian yang merupakan andalan Indonesia seperti Teh, Kopi, Kakao, Minyak Sawit, Karet, rempah, buah tropis dll, sementara Indonesia membutuhkan produk andalan Rusia seperti terigu (gandum), bahan baku pupuk, mesin-mesin pertanian, teknologi pertanian dll. Jika potensi ke dua negara ini dapat saling dipadukan, maka sangat mungkin di masa mendatang hubungan dagang Indonesia dengan Rusia di sektor pertanian akan jauh meningkat dari yang sudah berjalan sekarang.

Sebagai informasi, tahun 2008 total ekspor komoditas pertanian Indonesia ke Rusia mencapai nilai 105,4 juta USD yang sebagian besar didominasi oleh komoditas perkebunan seperti CPO, teh, kopi, tembakau, karet. Sementara total impor Indonesia dari Rusia di tahun yang sama mencapai 23,064 juta USD yang didominasi oleh komoditas gandum dan gula.

Pertemuan pengusaha Indonesia dan Rusia ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka kunjungan kerja Mentan ke Rusia dan sebelumnya ke Polandia. Dalam pertemuan ini pengusaha Indonesia terdiri dari unsur pengusaha minyak sawit, dan pengusaha pupuk, sementara dari pihak Rusia selain terkait dengan dua komoditi tersebut (minyak sawit dan pupuk), juga pengusaha gandum dan beberapa pengusaha terkait teh dan kakao.

Lebih lanjut Mentan menerangkan bahwa hubungan dagang khususnya terhadap produk pertanian Indonsia ke Rusia banyak dilakukan melalui pihak/negara ke tiga, untuk itu pertemuan ini diharapkan dapat memutus jalur ini sehingga perdagangan ke dua negara menjadi lebih pendek dan pada akhirnya diharapkan akan lebih menguntungkan ke dua belah pihak, demikian ditegaskan Dr. Anton Apriyantono.

Dalam pertemuan ini telah dilakukan juga pertemuan B to B antara pengusaha pertanian ke dua negara yang menghasilkan beberapa komitmen untuk ditindak lanjuti dalam pembicaraan lebih teknis.

INDONESIA DAN RUSIA AKAN TANDA TANGANI NOTA KESEPAHAMAN BIDANG PERTANIAN

Kesepakatan ini merupakan salah satu hasil penting dari pertemuan antara Menteri pertanian Indonesia Dr. Anton Apriyantono dengan menteri pertanian Rusia Ms. Elena B. Skrynnik yang dilaksanakan tanggal 28 September 2009 Senin yang lalu.

Dalam pertemuan yang didampingi oleh Duta Besar RI untuk Rusia Bpk. Dr. Hamid Awaludin ini disepakati juga bahwa MoU direncanakan akan ditandatangani paling lambat pada pertemuan joint comission ke 6 Indonesia – Rusia yang akan dilaksanakan pada 18 – 20 Oktober 2009 di Jakarta.

Keputusan ini merupakan suatu langkah maju yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia dan hal yang sangat menggembirakan Indonesia mengingat selama ini ada kesan pemerintah Rusia kurang begitu antusias untuk menindak-lanjuti pembentukan MoU kerjasama di bidang pertanian dengan Indonesia.

Baik Menteri Pertanian Indonesia maupun Dubes KBRI Moskow tidak menduga keputusan Menteri Pertanian Rusia ini yang bahkan mendesak agar Nota Kesepahaman ini sesegera mungkin dapat ditanda tangani. Terkait dengan hal ini maka KBRI Moskow bekerjasama dengan Deptan langsung mempersiapkan draft MoU yang segera dikonsultasikan ke pihak Rusia maupun pihak terkait di Indonesia, sehingga MoU dapat selesai sesuai dengan target yang sudah dicanangkan.

Salah satu poin yang diharapkan akan masuk dalam nota kesepahaman ini adalah kemungkinan pengiriman SDM Indonesia untuk mengikuti training, penelitian, dan pendidikan lanjutan di Rusia, serta kemungkinan melakukan perdagangan timbal balik komoditas gandum dan mesin pertanian Rusia dengan CPO.

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied