Wednesday, November 19, 2008

KOPI LUWAK JADI REBUTAN




Begitu menariknya kopi luwak bagi para pengunjung pameran di Trieste Espresso Expo yang berlangsung di Kota Trieste, Italia Utara ini, menyebabkan sample kopi luwak yang dibawa PT. Morning Glory terpaksa sebagian dijual dan harganyapun fantastis yaitu: 150 $ untuk 150 gram kopi luwak yang sudah digoreng, artinya 1 gram kopi luwak dihargai 1 $. Padahal kopi luwak yang dibawa ini hanyalah sebagai display untuk menjaring pembeli lebih banyak terhadap kopi termahal di dunia ini. Meskipun demikian masih banyak pengunjung yang menanyakan dan ingin membeli kopi tersebut. Demikian salah satu kesan menonjol yang didapat dari pameran kopi ini.

Indonesia untuk kedua kalinya mengikuti salah satu pameran kopi espresso terbesar di dunia ini. Pada kali ini ikut serta 3 perusahaan swasta pengekspor kopi yaitu PT. Cetara Bumi Persada yang mengkhususkan kopi Toraja, PT. Morning Glory yang membawa berbagai jenis biji kopi dari berbagai daerah Indonesia termasuk kopi luwak, serta PT. Merdeka yang khusus membawa kopi roasted racikan dari berbagai kopi asli Indonesia.

Beberapa hasil dari pameran kali ini adalah terjadi banyaknya kontak bisnis yang merupakan kesempatan bagi tiga perusahaan swasta kopi Indonesia ini untuk memasuki pangsa pasar Italia yang merupakan salah satu negara konsumsi kopi dunia dengan berbagai merek minuman kopi seperti capuccino, espresso, cafelatte dll. Selama pameran yang berlangsung 3 hari sejak tanggal 13 November 2008 ini dihasilkan setidaknya 18 potensi pembeli yang secara serius ingin membeli kopi yang dipamerkan serta berjanji akan menindak lanjutinya lebih jauh. Menariknya beberapa pembeli ini juga berasal dari luar Italia seperti dari Kroasia, Slowenia, Albania, Kosovo, Polandia, Libya serta Italia sendiri.

Sebagai informasi bahwa Trieste Espresso Expo ini merupakan kegiatan setiap 2 tahun sekali yang menampilkan segala aspek yang terkait dengan kopi espresso, mulai dari eksportir, importir, mesin pembuat, alat pendukung seperti pembuat cangkir, kemasan kopi dll, termasuk perusahaan jasa dalam pensortiran kualitas biji kopi. Sedikitnya 200 eksibitor dari 23 negara mengikuti pameran ini.

Pres Release: Dr. Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma

Saturday, November 15, 2008

Persediaan Kopi Dunia Akan Menipis

Demikian pernyataan Dr. Nestor Osorio, Direktur Eksekutif Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO ) yang disampaikannya dalam seminar sehari sebelum pelaksanaan Trieste Espresso Expo 2008 di kota Trieste Utara Italia. Berdasarkan trend yang ada Mr. Osorio mengatakan bahwa dalam 5 tahun ke depan persediaan kopi dunia akan semakin menurun. Penyebab dari penurunan ini antara lain adalah semakin mahalnya harga input produksi pertanian seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja, sehingga menyebabkan produksi kopi dunia semakin sulit meningkat bahkan bisa jadi malah menurun, sementara di sisi lain terjadi peningkatan konsumsi kopi dunia yang tidak saja terjadi di Negara importir kopi tetapi juga di Negara penghasil kopi seperti Brazil, India, Indonesia. Brazil yang merupakan eksportir pertama dunia bisa jadi sekaligus menjadi konsumer kopi terbesar di tahun mendatang, sementara menurut Dr. Surip Mawardi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember yang juga sebagai salah satu pembicara dalam seminar ini mengatakan bahwa laju konsumsi kopi Indonesia mencapai 3 % pertahunnya.

Berdasarkan data dari ICO, konsumsi kopi dunia tahun 2005 mencapai 118 Juta Karung à 60 kg, tahun 2006 meningkat menjadi 121 juta karung, terus meningkat menjadi 125 juta karung tahun 2007, dan tahun 2008 ini diduga konsumsi kopi dunia meningkat menjadi 128 juta karung.

Menanggapi ramalan ini, Dr. Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma berpendapat, informasi ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengisi pangsa pasar ini mengingat produktivitas kopi rata-rata Indonesia yang relative masing sangat rendah yaitu sekitar 850 kg/ha sementara di banyak Negara produktivitas tanaman kopinya sudah di atas 1 ton/ha bahkan di beberapa Negara bisa mencapai 1,5 ton/ha, disamping masih tersedianya lahan potensial untuk tanaman kopi.

Menanggapi pertanyaan sejauh mana dampak krisis keuangan dunia terhadap permintaan kopi, Dr. Osorio berpendapat bahwa masalah ini belum bisa dipastikan, hanya yang bersangkutan yakin bahwa krisis tersebut tidak akan berpengaruh terhadap konsumsi kopi mengingat kecilnya sharing pengeluaran rumah tangga untuk minum kopi. Selanjutnya dikatakannya juga bahwa selama supply kopi tetap terjamin dengan harga yang masih reasanable, maka kemungkinan perdagangan kopi akan tetap menarik dan pengaruh krisis financial global tidaklah signifikan.

Pembicara yang tampil dalam Seminar Internasional yang mengambil thema” The Rise in World Consumption and the Future of Coffee Production: a Critical Balance” ini selain dari Brazil dan Indonesia, juga tampil perwakilan dari Vietnam, India, dan Guatemala dengan dimoderatori oleg Mr. Vincenzo Sandalj yang merupakan Presiden Asosiasi Kopi Trieste yang perusahaannya juga impor kopi Indonesia.

Pres Release: Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied